Sunday, March 9, 2014

MEMBANGUN KARAKTER



MEMBANGUN KARAKTER
Disiplin diri merupakan hal penting dalam setiap upaya membangun dan membentuk karakter seseorang, sebuah organisasi dan sebuah masyarakat bangsa. Sebab dalam setiap hubungannya dengan seseorang.
Karakter mengandung pengertian     :
1.      Suatu kualitas positif yang dimiliki seseorang, sehingga membuatnya menarik dan atraktif
2.      Reputasi seseorang
3.      Seseorang yang unusual atau memiliki kepribadian yang eksentrik.
Dalam Kamus Poerwadarminta, karakter diartikan sebagai tabiat; watak; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang daripada yang lain.
Dengan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa membangun karakter (character building) adalah proses mengukir atau memahat jiwa sedemikian rupa, sehingga “berbentuk” unik.
Menarik, dan berbeda atau dapat dibedakan dengan orang lain. Ibarat sebuah huruf dalam alphabet yang tak pernah sama antara yang satu dengan yang lain, demikianlah orang-orang yang berkarakter dapat dibedakan satu yang lainnya (termasuk dengan yang tidak/belum berkarakter atau “berkarakter” tercela.
Kalimat itu boleh jadi merangkum sejarah hidupnya yang sangat inspirasional. Lewat perjuangan panjang dan ketekunan yang sulit dicari tandingannya, ia kemudian menjadi salah seorang pahlawan besar dalam sejarah Amerika yang mendapatkan berbagai macam penghargaan di tingkat nasional dan internasional atas prestasi dan pengabdiannya (lihat homepage www.hki.org). Helen Keller adalah model manusia berkarakter yang terpuji. Dan sejarah hidupnya mendemostrasikan bagaimana proses membangun karakter itu memerlukan disiplin tinggi karena tidak pernah mudah dan seketika atau instan. Diperlukan refleksi mendalam untuk membuat rentetan moral choice (keputusan moral) dan ditindaklanjuti dengan aksi nyata sehingga menjadi custom (kebiasaan) dan membentuk watak/tabitat seseorang.
Demikianlah makna penting sebuah karakter dan proses pembentukannya yang tidak pernah mudah melahirkan manusia manusia yang tidak bisa dibeli. Ke arah yang demikian itulah pendidikan dan pembelajaran, termasuk pengajaran di institusi formal dan pelatihan di institusi non-formal, seharusnya bermuara, yakni membangun manusia-manusia berkarakter (terpuji), manusia-manusia yang memperjuangkan agar dirinya dan orang-orang yang dapat dipengaruhinya agar menjadi lebih manusiawi, menjadi manusia yang utuh atau memiliki integritas.

No comments:

Post a Comment